Kamis, 08 Desember 2016

KULIAH YANG LUAR BIASA bersama PHILIPPINE PLANT DIVERSITY

Kuliah kali ini sangat berbeda dengan kuliah sebelum sebelumnya pada kelas fitogeografi Pak Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D  kedatangan dosen tamu dari Filipina yang bernama Bapak Tomas D. Reyes, Jr. Ph.D. Ada banyak sekali ilmu yang didapat dari Beliau tentang perkuliahan hutan di Filipina.

Salah satunya, ada beberapa metode dalam mengidentifikasi suatu tumbuhan , yaitu:
  • Bertanya kepada para ahli jenis apakah tumbuhan yang akan kita amati. Bertanya tentang karakter unik yang terdapat pada tumbuhan tersebut
  • Menggunakan buku, monografi tumbuhan, dan sumber-sumber kepustakaan yang lain
  • Mengidentifikasi tumbuhan dengan kunci determinasi
  • Melakukan pengamatan di kebun raya, taman botani, herbarium, dll.
  • Melihat data tumbuhan beserta gambarnya bisa dari internet
  •  
Adapun indikator-indikator tumbuhan di lanskap dan formasi hutan yang berbeda-beda. Tipe-tipe ekosistem yang umum, yaitu:
  • Padang rumput
  • Rawa
  • Tepi sungai
  • Mangrove
  • Hutan tanaman
  • Hutan hujan 
Pada hutan mangrove atau yang biasanya disebut hutan bakau, terdapat banyak sekali jenis-jenis pohon yang ada di sana. Beberapa jenisnya yaitu:
  • Aegicers corniculatum
  • Avecennia alba
  • Bruguiera cylindrica
  • Ceriops decandra
  • Rhizopora apiculata
  • Sonneratia alba
 Jadi, sebenarnya ada banyak sekali cara untuk mengidentifikasi tumbuhan. Beberapa yang disebutkan di atas adalah salah satunya yang kebetulan berasal dari dosen tamu asal negara FIlipina. Di UGM sendiri juga ada cara-cara mudah dalam mengidentifikasi tumbuhan yang sebenarnya tidak jauh berbeda dari yang lainnya. Salah satunya dengan praktikum fitogeografi yang dilakukan oleh semua mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM. Dengan praktikum fitogeografi, menghapal jenis-jenis dan nama-nama tumbuhan menjadi sangat mudah diingat. Bukan hanya jenis dan nama tumbuhan-tumbuhan tersebut saja, tapi dengan praktikum fitogeografi kita jadi bisa tahu morfologi banyak tumbuhan.

Rabu, 12 Oktober 2016

MAJEMUK & BERKARANG

TUGAS FITOGEOGRAFI
DOSEN : Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D

Image result for daun cerme 
Daun majemuk adalah tangkainya bercabang-cabang, dan baru pada cabang tangkai ini terdapat helaian daunnya, sehingga disini pada satu tangkai terdapat lebih dari satu helaian daun.






Image result for daun oleander









Daun Berkarang memiliki lebih dari dua helai daun pada tiap nodus di batangnya. Tumbuhan dengan daun berkarang dapat ditemukan pada pulai (Alstonia scholaris), alamanda (Allamanda cathartica L.), oleander (Nerium oleander L.).

BERGERIGI DAN BERGIGI?

TUGAS FITOGEOGRAFI

Dosen : Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D

Daun bergerigi yaitu tepi daun yang memiliki sinus dan angulus yang bersarnya sama, dengan kata lain memiliki sudut yang sama besarnya, tidak terlalu lancip namun tidak terlalu tumpul.


sedangkan daun bergigi yaitu tepi daun yang memiliki sinus lebih tumpul dibandingkan angulus, dengan kata lain sudut pada sinus lebih besar daripada sudut pada angulus.

 

sinus: sudut daun yang berada di dalam atau yang menjorok ke dalam daun.
angulus : sudut daun yang menjorok keluar atau yang berada di luar garis lurus daun.

http://belajar-di-rumah.blogspot.co.id/2015/03/tepi-daun-margo-folii.html
"PERCAYA DAN TAK PERCAYA DALAM MENGGAPAI KESUKSESAN"

Kesuksesan, manusia mana yang tidak mau mencapai taraf itu, namun seperti mencapai puncak gunung, untuk mencapai suatu kesuksesan diperlukan sikap yang tahan banting dan tidak gampang menyerah.
        Di era globalilsasi ini untuk mencapai suatu kesuksesan seakan lebih dipersulit, dimana tidak haya mental dan fisik saja yang perlu dimiliki oleh seseorang. Harus ada faktor “X” yang harus dikuasai, dan faktor itu adalah inovasi. Dibawah ini penuturan dari beberapa orang yang sudah merasakan nikmatnya kesuksesan dengan bermodalkan diantaranya tiga faktor tadi.
  • Dr. Wikan Sakarinto, S. T., M. Sc., Dekan Vokasi Universitas Gadjah Mada
Mahasiswa harapannya harus mempunyai softskill dibidang apapun. Karena IPK hanya mengantarkan mahasiswa tersebut ke depan pintu dunia kerja, selebihnya di butuhkan critical thinking dan logic yang di atas rata-rata, inovasi, dan softskill yang mumpuni. Sehingga Mahasiswa tersebut tidak mudah tergerus oleh putaran zaman. Selain itu, kemampuan untuk berjejaring juga sangat menentukan kesuksesan yang akan diraih oleh seorang mahasiswa.
Nilai-nilai penting yang harus di pegang oleh mahasiswa di era saat ini menurut penuturan beliau adalah Thinking, Komunikasi, Inovasi, Kreatifitas, Teamwork dan Literation. Satu hal yang ditekankan oleh Pak Wikan adalah kemampuan untuk ber-”INOVASI”
  • Rehan Abdullah Salam, Owner Chockless
Lulus dan bergelar Sarjana Teknologi Pertanian merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi mas Rehan, namun setalah tahap ini kehidupan yang sebenarnya datang. Kebingungan untuk mendapatkan penghasilan pribadi mendorong beliau untuk terjun ke dunia kuliner, dengan modal yang minim beliau terus berusaha agar tetap dapat bertahan. Rugi bahkan sempat digusur, sempat membuat beliau putus asa. Namun dengan mental yang tidak mudah luntur beliau terus berupaya tetap bertahan. Dan pada akhirnya dengan bermodalkan ilmu yang didapatkan dibangku perkuliahan sertca otak yag terus berpikir untuk menghasilkan inovasi-inovasi, beliau mampu menciptakan satu racikan minuman yang membawa beliau menjadi pemilik dari belasan cafe “Chockless”. Dan hingga saat ini cafe-cafe tersebut telah membuka beberapa cabang.
Sama halnya dengan Pak Wikan, “INOVASI” juga menjadi hal yang ditekankan oleh mas Rehan khususnya untuk mahasiswa ataupun orang-orang yang ingin berwirausaha di bidang apapun itu. “Malu Jadi Benalu. Malu Karena Minta Melulu” itulah pepatah mas Rehan untuk menutup sesinya.
Pak Atus merupakan dosen Fakultas Kehutanan yang juga seorang reviewer beasiswa baik dalam maupun luar negeri. Lahir dari keluarga sederhana yang tidak kaya raya membuat Pak Atus harus bagi waktu untuk kuliah dan bekerja ketika masih menyandng status mahasiswa di awal masa perkuliahan. Namun melakukan pekerjaan tidak lantas menurunkan nilai akademisnya, justru dengan ini Pak Atus termotivasi untuk meningkatkan prestasinya hingga beliau dapat mentambet beasiswa.
Pada sesi ini Pak Atus menjelaskan kita-kiat jitu untuk mendapatkan beasiswa, diantaranya adalah IPK. “Semakin tinggi standar IPK yang disyaratkan biasanya semakin tinggi pula nominal beasiswa yang ditawarkan” ungkap Pak Atus. Selain IPK, rekam jejak juga merupakan salah satu hal terpenting yang menjadi pertimbangan untuk mendapatkan beasiswa.
Beasiswa tidak hanya memberikan manfaat dan keuntungan berupa uang dan pendidikan, namun dengan beasiswa kita juga bisa mendapatkan networking baik dari dalam maupun luar negeri. Sebagai Mahasiswa untuk mendapatkan penghasilan dari beasiswa, yang paling terpenting adalah bagaimana cara terus meningkatkan nilai-nilai akademik. Karena semakin tinggi nilai yang didapat, akan semakin tinggi pula nominal uang yang masuk ke buku tabungan kita.

Minggu, 03 April 2016

TUGAS MATAKULIAH HERBA DAN PERDU TATAP MUKA VI



Bambu Tali (Gigantochloa apus) dan Bambu Andong (Gigantochloa pseudoarundinacea): bambu atau kayu lapis.......????
Oleh Catur Mulyanto (12/330557/KT/07227)
Bambu tali termasuk dalam genus Gigantochloa yang memiliki rumpun yang rapat. Nama ilmiah bambu tali adalah Gigantochloa apus Bl. Ex (Schult.f.) Kurz. Bambu tali dikenal juga sebagai bambu apus, awi tali, atau pring tali (Berlian dan Rahayu, 1995). Bambu tali diduga berasal dari Burma dan kini telah menyebar luas ke seluruh kepulauan Indonesia. Bambu tali tumbuh dengan baik di daerah tropik di dataran rendah hingga pegunungan dengan ketinggian sampai 1.000 m dpl. Perkembangbiakan bambu tali dengan akar rimpangnya dan juga dapat diperbanyak dengan potongan buluhnya (Berlian dan Rahayu, 1995). Bambu tali dapat mencapai tinggi hingga 20 meter lebih. Warna batang bambu tali adalah hijau sampai kekuning-kuningan. Batang bambu tali tidak bercabang di bagian bawah. Diameter batang antara 2,5 sampai 15 cm, tebal dinding 3 sampai 15 mm, dan panjang ruas atau buluhnya 45 sampai 65 cm. Pemanfaatan batang bambu tali antara 3 sampai 15 meter. Bentuk batang bambu tali sangat teratur. Pada bukubukunya tampak adanya penonjolan dan berwarna agak kuning dengan miang berwarna cokelat kehitaman. Pelepah batang bambu tali tidak mudah lepas meskipun batang tersebut telah berumur tua. Batang bambu apus dalam keadaan muda dan masih basah berwarna hijau dan tidak keras. Jika telah kering warnanya menjadi putih kekuning-kuningan, liat, dan tidak mudah putus atau patah.
Idris et. al. (1980) menyatakan bahwa bambu tali memiliki kekuatan lentur 502,3 – 1240,3 kg/cm 2 , modulus elastisitas lentur 57.515 – 121.334 kg/cm 2 , keteguhan tarik 1.231 – 2.859 kg/cm 2 , dan keteguhan tekan 505,3 – 521,3 kg/cm 2 . Sifat fisik dari bambu tali yaitu rebungnya terasa pahit dan dapat dihilangkan dengan cara merendam dalam lumpur 3-4 hari setelah dipotong.  Kemudian hama penyakit yang menyerang bambu ini berupa Dinoderus minutus sebagai hama sedangkang penyakit disebabkan oleh Epichloe bambusae. Budidaya bambu tali sangat mudah dapat dengan biji, stek rimpang dan stek batang. Manfaat dari bambu ini antara lain untuk pembuatan perkakas rumah tangga, atap dinding rumah, anyaman dan alat musik tradisional.
Nama daerah bambu gombong (Indonesia), pring gombong, pring andong, pring surat (Jawa), awi andong, awi gombong (Sunda). Penyebaran bambu andong ini berada di daerah Sumatera, Jawa dan Bali.Tumbuh di dataran rendah mencapai ketinggian 1500 m dpl dan tumbuh baik di daerah tropis yang lembab. Rebung hijau dengan garis-garis kuning yang tertutup bulu coklat sampai hitam. Tinggi buluh mencapai 7–30 m dan lurus. Pelepah buluh tertutup bulu coklat, mudah luruh. Biasanya banyak digunakan untuk bahan bangunan, pipa air dan alat musik tradisional. Perusahaan bambu telah menggunakannya sebagai bahan baku sumpit (Widjaja 2001). Bambu andong dapat diproduksi setelah rumpun berumur lima tahun. Pada umur lima tahun terdapat 16 batang/rumpun dan setelah itu setiap tahun dapat dipanen 8-12 batang/rumpun/tahun dengan rotasi 2 tahun. Perbanyakan tanaman dapat menggunakan stek rimpang, stek batang, stek cabang dan biji (Sutarno 1996).Manfaat dari bambu ini antara lain untuk bahan bangunan, kerajinan tangan, Furniture, sumpit, tusuk gigi, tusuk sate, kertas, pulp, arang bambu. Selain itu kedua bambu itu juga sering digunakan dalam hal untuk menjadi papan lamina.


Referensi:

Berlian Nur VA. dan Estu Rahayu. 1995. Jenis dan Prospek Bisnis Bambu. Penebar Swadaya. Jakarta.
Dr. Hadi Sutarno, Prof. Dr. Sri Setyati Harjadi. dan Ir. Sutiyono.1996. Paket Modul Partisipatif : Budidaya Bambu Guna Meningkatkan Produktivitas Lahan. Seri Pengembangan PROSEA 7.1. Yayasan PROSEA. Bogor
Idris AA, Firmanti A, dan Purwito. 1994. Penelitian Bambu Untuk Bahan Bangunan. Makalah Seminar Strategi Penelitian Bambu Indonesia. Bogor.
Ir. Bambang Priyono, M.Si. 2010. Budidaya Bambu. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Opak Progo. Yogyakarta.
Puja Hindrawan. 2005. Pengujian Sifat Mekanis Panel Struktural dari Kombinasi Bambu Tali (Gigantochloa apus Bl. ex. (Schult. F) Kurz) dan Kayu Lapis.Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor
Sutarno, H., S.S. Harjadi dan Sutiyono. 1996. Paket Modul Partisipatif: Budidaya Bambu Guna Meningkatkan Produktivitas Lahan. Yayasan PROSEA. Bogor.
Widjaja, E.A, Artiningsih, T., Irawati, Noerdjito, W.A., Widjaja, Elizabeth A. 2001.Identikit jenis-jenis bambu di Jawa. Balai Penelitian Botani, Bogor. 101 halaman.




















http://atus.staff.ugm.ac.id/

Kamis, 24 Maret 2016

Tugas Mata Kuliah Arsitektur Pohon Pada Pertemuan Ke-VI


Dosen : Atus Syahbuddin, S.Hut., M.Agr., Ph.D.
Catur Mulyanto (7227)


ARSITEKTUR POHON MODEL KORIBA

Model arsitektur pohon adalah suatu gambaran kenampakan pohon yang merupakan hasil dari pengamatan dalam suatu waktu tertentu. Model arsitektur pada setiap jenis pohon dapat digunakan untuk membedakan jenis pohon lainnya. Variasi model arsitektur pohon memberikan dampak terhadap fungsi dan pohon tersebut dalam ekosistemnya. Dari masing masing jenis memiliki karakteristik yang khas dalam proses pertumbuhannya yang dapat diwariskan secara genetik pada keturunannya. Model arsitektur diterapkan untuk tumbuhan berupa pohon sebagai gambaran dari salah satu proses pertumbuhannya. Bagian-bagian dari arsitektur antara lain pola pertumbuhan batang, percabangan dan pembentukan pucuk terminal.
(Halle at al., 1978) model arsitektur menurut keberadaan cabang dan aksis vegetatifnya diklasifikasikan dalam 4 model utama antara lain :
  1. Pohon yang tidak bercabang yaitu bagian vegetatif pohon hanya terdiri dari satu aksis dan disusun sebuah meristem soliter.
  2. Pohon bercabang dengan aksis vegetatif yang ekuivalen dan ortotropik.
  3. Pohon bercabang dengan aksis vegetatif yang nonekuivalen.
  4. Pohon bercabang dengan aksis vegetatif campuran yaitu ekuivallen dan nonekuivalen.
Pada model koriba merupakan dalam pohon bercabang dengan aksis vegetatif nonekuivalen. Model koriba memiliki ciri ciri sebagai berikut memiliki batang bercabang tetapi terkadang tak terlihat tidak bercabang, poliaksial, aksis vegetatif tidak ekuivalen dan homogen atau heterogen, cabang plagiotropiknya sedikit, perbungaan terminal yang berfungsi baik, pertumbuhan simpodial, percabangan terbatas, dan bercabang membentuk cabang utama. Contoh dari model koriba adalah Sapium discolor, Alstonia scholaris, Cerbera manghas dan Litsea albayana.
Model koriba memiliki karakter yang paling khas yaitu batang utama dan percabangannya simpodial. arsitektur pohon yang indah akan terlihat bentukan pohonnya menampilkan kenampakan perkembangan zig zag. Selain itu juga dilihat dari tipe pembungaanya yang terminal, secara visual akan memperlihatkan kesan semarak dengan warna bunganya pada permukaan tajuk pohonnya. Bentuk pembungaan yang tidak terbatas (bunga mekar secara bergantian) akan terlihat susunan bunganya menjuntai dimana akan memberikan nilai tambah visual. Tanaman pada model ini sangat mudah dijumpai seperti pada taman kota dikarenakan memiliki fungsi keindahan, lanskap, menyerap CO2 yang lumayan banyak dan bisa juga memiliki fungsi sebagai peneduh dikarenakan  memiliki tajuk yang lebar.
Dilihat dari fungsinya maka dapat disimpulkan bahwa tanaman model ini sangat cocok untuk tanaman yang berada di hutan kota, taman kota, perumahan, tempat rekreasi dan wisata. Selain itu juga tanaman model koriba ini sangat mudah ditemukan dan dikembangkan sehingga untuk mengembangkan anakannyapun juga terbilang mudah. Selain itu juga tanaman jenis model ini memberikan manfaat lainnya yaitu berupa kayu maupun buah yang dihasilkan.
Arsitektur pohon dan pemilihan jenis sangat menentukan keberhasilan jika suatu saat membuat rancangan suatu desain yang tepat.
Alstonia scholaris

Cerbera manghas

Sapium discolor
Daftar Pustaka:

Halle, F.,R.A.A, Oldeman and P.B.Tomlinson.1978.Tropical Trees and Forest, An Architectural
Analysis. Springer-verlag. Germany. 441 p.