Minggu, 03 April 2016

TUGAS MATAKULIAH HERBA DAN PERDU TATAP MUKA VI



Bambu Tali (Gigantochloa apus) dan Bambu Andong (Gigantochloa pseudoarundinacea): bambu atau kayu lapis.......????
Oleh Catur Mulyanto (12/330557/KT/07227)
Bambu tali termasuk dalam genus Gigantochloa yang memiliki rumpun yang rapat. Nama ilmiah bambu tali adalah Gigantochloa apus Bl. Ex (Schult.f.) Kurz. Bambu tali dikenal juga sebagai bambu apus, awi tali, atau pring tali (Berlian dan Rahayu, 1995). Bambu tali diduga berasal dari Burma dan kini telah menyebar luas ke seluruh kepulauan Indonesia. Bambu tali tumbuh dengan baik di daerah tropik di dataran rendah hingga pegunungan dengan ketinggian sampai 1.000 m dpl. Perkembangbiakan bambu tali dengan akar rimpangnya dan juga dapat diperbanyak dengan potongan buluhnya (Berlian dan Rahayu, 1995). Bambu tali dapat mencapai tinggi hingga 20 meter lebih. Warna batang bambu tali adalah hijau sampai kekuning-kuningan. Batang bambu tali tidak bercabang di bagian bawah. Diameter batang antara 2,5 sampai 15 cm, tebal dinding 3 sampai 15 mm, dan panjang ruas atau buluhnya 45 sampai 65 cm. Pemanfaatan batang bambu tali antara 3 sampai 15 meter. Bentuk batang bambu tali sangat teratur. Pada bukubukunya tampak adanya penonjolan dan berwarna agak kuning dengan miang berwarna cokelat kehitaman. Pelepah batang bambu tali tidak mudah lepas meskipun batang tersebut telah berumur tua. Batang bambu apus dalam keadaan muda dan masih basah berwarna hijau dan tidak keras. Jika telah kering warnanya menjadi putih kekuning-kuningan, liat, dan tidak mudah putus atau patah.
Idris et. al. (1980) menyatakan bahwa bambu tali memiliki kekuatan lentur 502,3 – 1240,3 kg/cm 2 , modulus elastisitas lentur 57.515 – 121.334 kg/cm 2 , keteguhan tarik 1.231 – 2.859 kg/cm 2 , dan keteguhan tekan 505,3 – 521,3 kg/cm 2 . Sifat fisik dari bambu tali yaitu rebungnya terasa pahit dan dapat dihilangkan dengan cara merendam dalam lumpur 3-4 hari setelah dipotong.  Kemudian hama penyakit yang menyerang bambu ini berupa Dinoderus minutus sebagai hama sedangkang penyakit disebabkan oleh Epichloe bambusae. Budidaya bambu tali sangat mudah dapat dengan biji, stek rimpang dan stek batang. Manfaat dari bambu ini antara lain untuk pembuatan perkakas rumah tangga, atap dinding rumah, anyaman dan alat musik tradisional.
Nama daerah bambu gombong (Indonesia), pring gombong, pring andong, pring surat (Jawa), awi andong, awi gombong (Sunda). Penyebaran bambu andong ini berada di daerah Sumatera, Jawa dan Bali.Tumbuh di dataran rendah mencapai ketinggian 1500 m dpl dan tumbuh baik di daerah tropis yang lembab. Rebung hijau dengan garis-garis kuning yang tertutup bulu coklat sampai hitam. Tinggi buluh mencapai 7–30 m dan lurus. Pelepah buluh tertutup bulu coklat, mudah luruh. Biasanya banyak digunakan untuk bahan bangunan, pipa air dan alat musik tradisional. Perusahaan bambu telah menggunakannya sebagai bahan baku sumpit (Widjaja 2001). Bambu andong dapat diproduksi setelah rumpun berumur lima tahun. Pada umur lima tahun terdapat 16 batang/rumpun dan setelah itu setiap tahun dapat dipanen 8-12 batang/rumpun/tahun dengan rotasi 2 tahun. Perbanyakan tanaman dapat menggunakan stek rimpang, stek batang, stek cabang dan biji (Sutarno 1996).Manfaat dari bambu ini antara lain untuk bahan bangunan, kerajinan tangan, Furniture, sumpit, tusuk gigi, tusuk sate, kertas, pulp, arang bambu. Selain itu kedua bambu itu juga sering digunakan dalam hal untuk menjadi papan lamina.


Referensi:

Berlian Nur VA. dan Estu Rahayu. 1995. Jenis dan Prospek Bisnis Bambu. Penebar Swadaya. Jakarta.
Dr. Hadi Sutarno, Prof. Dr. Sri Setyati Harjadi. dan Ir. Sutiyono.1996. Paket Modul Partisipatif : Budidaya Bambu Guna Meningkatkan Produktivitas Lahan. Seri Pengembangan PROSEA 7.1. Yayasan PROSEA. Bogor
Idris AA, Firmanti A, dan Purwito. 1994. Penelitian Bambu Untuk Bahan Bangunan. Makalah Seminar Strategi Penelitian Bambu Indonesia. Bogor.
Ir. Bambang Priyono, M.Si. 2010. Budidaya Bambu. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Opak Progo. Yogyakarta.
Puja Hindrawan. 2005. Pengujian Sifat Mekanis Panel Struktural dari Kombinasi Bambu Tali (Gigantochloa apus Bl. ex. (Schult. F) Kurz) dan Kayu Lapis.Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor
Sutarno, H., S.S. Harjadi dan Sutiyono. 1996. Paket Modul Partisipatif: Budidaya Bambu Guna Meningkatkan Produktivitas Lahan. Yayasan PROSEA. Bogor.
Widjaja, E.A, Artiningsih, T., Irawati, Noerdjito, W.A., Widjaja, Elizabeth A. 2001.Identikit jenis-jenis bambu di Jawa. Balai Penelitian Botani, Bogor. 101 halaman.




















http://atus.staff.ugm.ac.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar