"PERCAYA DAN TAK PERCAYA DALAM MENGGAPAI KESUKSESAN"
Kesuksesan, manusia mana yang tidak mau
mencapai taraf itu, namun seperti mencapai puncak gunung, untuk mencapai
suatu kesuksesan diperlukan sikap yang tahan banting dan tidak gampang
menyerah.
Di era globalilsasi ini untuk
mencapai suatu kesuksesan seakan lebih dipersulit, dimana tidak haya
mental dan fisik saja yang perlu dimiliki oleh seseorang. Harus ada
faktor “X” yang harus dikuasai, dan faktor itu adalah inovasi. Dibawah
ini penuturan dari beberapa orang yang sudah merasakan nikmatnya
kesuksesan dengan bermodalkan diantaranya tiga faktor tadi.
- Dr. Wikan Sakarinto, S. T., M. Sc., Dekan Vokasi Universitas Gadjah Mada
Mahasiswa harapannya harus mempunyai softskill dibidang apapun. Karena
IPK hanya mengantarkan mahasiswa tersebut ke depan pintu dunia kerja,
selebihnya di butuhkan critical thinking dan logic yang di atas
rata-rata, inovasi, dan softskill yang mumpuni. Sehingga Mahasiswa
tersebut tidak mudah tergerus oleh putaran zaman. Selain itu, kemampuan
untuk berjejaring juga sangat menentukan kesuksesan yang akan diraih
oleh seorang mahasiswa.
Nilai-nilai penting yang harus di pegang oleh mahasiswa di era saat ini
menurut penuturan beliau adalah Thinking, Komunikasi, Inovasi,
Kreatifitas, Teamwork dan Literation. Satu hal yang ditekankan oleh Pak
Wikan adalah kemampuan untuk ber-”INOVASI”
- Rehan Abdullah Salam, Owner Chockless
Lulus dan bergelar Sarjana Teknologi Pertanian merupakan suatu
kebanggaan tersendiri bagi mas Rehan, namun setalah tahap ini kehidupan
yang sebenarnya datang. Kebingungan untuk mendapatkan penghasilan
pribadi mendorong beliau untuk terjun ke dunia kuliner, dengan modal
yang minim beliau terus berusaha agar tetap dapat bertahan. Rugi bahkan
sempat digusur, sempat membuat beliau putus asa. Namun dengan mental
yang tidak mudah luntur beliau terus berupaya tetap bertahan. Dan pada
akhirnya dengan bermodalkan ilmu yang didapatkan dibangku perkuliahan
sertca otak yag terus berpikir untuk menghasilkan inovasi-inovasi,
beliau mampu menciptakan satu racikan minuman yang membawa beliau
menjadi pemilik dari belasan cafe “Chockless”. Dan hingga saat ini
cafe-cafe tersebut telah membuka beberapa cabang.
Sama halnya dengan Pak Wikan, “INOVASI” juga menjadi hal yang ditekankan
oleh mas Rehan khususnya untuk mahasiswa ataupun orang-orang yang ingin
berwirausaha di bidang apapun itu. “Malu Jadi Benalu. Malu Karena Minta
Melulu” itulah pepatah mas Rehan untuk menutup sesinya.
Pak Atus merupakan dosen Fakultas Kehutanan yang juga seorang reviewer
beasiswa baik dalam maupun luar negeri. Lahir dari keluarga sederhana
yang tidak kaya raya membuat Pak Atus harus bagi waktu untuk kuliah dan
bekerja ketika masih menyandng status mahasiswa di awal masa
perkuliahan. Namun melakukan pekerjaan tidak lantas menurunkan nilai
akademisnya, justru dengan ini Pak Atus termotivasi untuk meningkatkan
prestasinya hingga beliau dapat mentambet beasiswa.
Pada sesi ini Pak Atus menjelaskan kita-kiat jitu untuk mendapatkan
beasiswa, diantaranya adalah IPK. “Semakin tinggi standar IPK yang
disyaratkan biasanya semakin tinggi pula nominal beasiswa yang
ditawarkan” ungkap Pak Atus. Selain IPK, rekam jejak juga merupakan
salah satu hal terpenting yang menjadi pertimbangan untuk mendapatkan
beasiswa.
Beasiswa tidak hanya memberikan manfaat dan keuntungan berupa uang dan
pendidikan, namun dengan beasiswa kita juga bisa mendapatkan networking
baik dari dalam maupun luar negeri. Sebagai Mahasiswa untuk mendapatkan
penghasilan dari beasiswa, yang paling terpenting adalah bagaimana cara
terus meningkatkan nilai-nilai akademik. Karena semakin tinggi nilai
yang didapat, akan semakin tinggi pula nominal uang yang masuk ke buku
tabungan kita.